Kamis, 24 Juli 2014

PERANG BHARATAYUDHA


NAFSU PALING MENGHANCURKAN

PRABU DRUPADA
d15_drupada_solo2
PRABU DRUPADA yang waktu mudanya bernama Arya Sucitra, adalah putra Arya Dupara dari Hargajambangan, dan merupakan turunan ke tujuh dari Bathara Brahma. Arya Sucitra bersaudara sepupu dengan Bambang Kumbayana/Resi Durna dan menjadi saudara seperguruan sama-sama berguru pada Resi Baratmadya. Untuk mencari pengalaman hidup, Arya Sucitra pergi meninggalkan Hargajembangan, mengabdikan diri ke negara Astina kehadapan Prabu Pandudewanata. Arya Sucitra menekuni seluk beluk tata kenegaraan dan tata pemerintahan. Karena kepatuhan dan kebaktiannya kepada negara, oleh Prabu Pandu ia di jodohkan/dikawinkan dengan Dewi Gandawati, putri sulung Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandarini dari negara Pancala. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh tiga orang putra masing-masing bernama; Dewi Drupadi, Dewi Srikandi dan Arya Drestadyumna. Ketika Prabu Gandabayu mangkat, dan berputra mahkota Arya Gandamana menolak menjadi raja, Arya Sucitra dinobatkan menjadi raja Pancala dengan gelar Prabu Drupada. Dalam masa kekuasaanya, Prabu Drupada berselisih dengan Resi Durna, dan separo dari wilayah negara Pancala direbut secara paksa melalui peperangan oleh Resi Durna dengan bantuan anak-anak Pandawa dan Kurawa. Di dalam perang besar Bharatayuda, Prabu Drupada tampil sebagai senapati perang Pandawa. Ia gugur melawan Resi Durna terkena panah Cundamanik.


RESI DURNA

d20_durna_yogya2
RESI DURNA yang waktu mudanya bernama Bambang Kumbayana adalah putra Resi Baratmadya dari Hargajembangan dengan Dewi Kumbini. Resi Durna mempunyai saudara seayah seibu bernama: Arya Kumbayaka dan Dewi Kumbayani. Resi Durna berwatak; tinggi hati, sombong, congkak, bengis, banyak bicaranya, tetapi kecakapan, kecerdikan, kepandaian dan kesaktiannnya luar biasa serta sangat mahir dalam siasat perang. Karena kesaktian dan kemahirannya dalam olah keprajuritan, Resi Durna dipercaya menjadi guru anak-anak Pandawa dan Kurawa. Resi Durna mempunyai pusaka sakti berwujud keris bernama Cundamanik dan panah Sangkali (diberikan kepada Arjuna). Resi Durna menikah dengan Dewi Krepi, putri Prabu Purungaji, raja negara Tempuru, dan memperoleh seorang putra bernama Bambang Aswatama. Resi Durna berhasil mendirikan padepokan Sokalima setelah berhasil merebut hampir setengah wilayah negara Pancala dari kekuasaan Prabu Drupada. Dalam peran Bharatayuda Resi Durna diangkat menjadi Senapati Agung Kurawa, setelah gugurnya Resi Bisma. Resi Durna sangat mahir dalam siasat perang dan selalu tepat menentukan gelar perang. Resi Durna gugur di medan pertempuran oleh tebasan pedang Drestajumena, putra Prabu Drupada, yang memenggal putus kepalanya. Konon kematian Resi Durna akibat dendam Prabu Ekalaya raja negara Paranggelung yang arwahnya menyatu dalam tubuh Drestajumena.

Pelajaran Berharga ;
  1. Sapa sing nggawe mesthi nganggo”, siapa menanam mengetam ngundhuh wohing pakarti”. Perbuatan jahat pada orang lain akan menjadi bumerang, kembali membuat malapetaka pada diri sendiri. Tampaknya nukilan dari falsafah hidup Kejawen ini merupakan rumus alam (baca; kodrat alam/kodrat Tuhan). Bagaimanapun Durna sudah pernah merebut separoh wilayah kekuasaan dan membunuh Prabu Drupada. Maka kematian Resi Durna berada di tangan sang Drestajumena yakni putra Prabu Drupada sendiri.   Sebenarnya Drestajumena secara kalkulasi tidak akan mungkin mengalahkan Resi Durna, karena kesaktiannya belum ada apa-apanya jika dibanding Resi Durna. Namun Hyang Widhi telah memenuhi rumus “sapa nggawe nganggo dan ngunduh wohing pakarti” apapun jalannya Resi Durna mati di tangan Drestajumena setelah tubuhnya dirasuki roh Prabu Ekalaya. Sudah menjadi kodrat alam, malapetaka (wohing pakarti) datang menimpa diri sendiri, tidak mesti dari pihak korban atau orang yang dijahati, namun bisa datang dari pihak lainnya lagi. 
  2. Resi Durna sebagai figur yang memiliki watak dualisme, atau berkepribadian ganda. Di satu sisi ia membuat huru-hara, di sisi lain mendidik para kesatria Pandawa dari tlatah kebenaran. Namun ia akhirnya mati “ngunduh wohing pakarti” alias karena ulahnya sendiri.
  3. Ilmu ibarat pisau bermata dua, dapat dimanfaatkan untuk kebaikan maupun kejahatan tergantung manusianya.
  4. Resi Durna dengan Prabu Drupada adalah saudara sepupu yang dahulu bernaung dalam satu perguruan, namun Prabu Drupada memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan (amr ma’ruf nahi mungkar) sementara Resi Durna lebih banyak memanfaatkannya untuk keburukan dan membela kekuatan jahat.
  5. Dalam peperangan fisik semisal Perang Bharata Yudha, dalam konteks riil ambil contoh antara Yahudi dan Palestina, merupakan perang saudara yang memperebutkan wilayah atau daerah kekuasaan sebagaimana dalam cerita perang Baratayudha antara senopati perang Drupada melawan senopati perang Durna.
  6. Sebagai peringatan kepada umat manusia untuk berhati-hati terhadap 3 macam nafsu negatif paling berbahaya yang dapat menghancurkan hubungan tali persaudaraan baik dalam hubungan internal keluarga, pertemanan atau pergaulan,  berbangsa dan bernegara yakni ;  nafsu cari benarnya sendiri, nafsu keinginan berkuasa, dan nafsu penguasaan harta (warisan). Terutama terhadap orang-orang terdekat masih saudara sendiri. Jika terjadi perang (saudara) akan menjadi perang yang sangat keji dan kejam. Terlebih lagi perang tersebut diwarnai dalih membela kebenaran, antara kekuatan “putih” dan “hitam. Akibatnya adalah kehancuran dahsyat. Semoga contoh di atas dapat meningkatkan kesadaran kita semua, untuk tetap bersatu dalam tali rasa yang satu, satu kebangsaan, satu bumi pertiwi, satu bahasa. Sehingga bangsa ini terhindar dari kehancuran, sebaliknya meraih kejayaannya kembali. Kita dapat mengambil contoh peristiwa holocaus, etnis cleansing, pembantaian massal di Kamboja, peristiwa G 30 S, Yahudi-Palestina

─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─

Minggu, 20 Juli 2014

Semboyan Wali Songo





Semboyan Para Wali

Para Walisongo mempunyai semboyan yang terekam hingga saat ini adalah :
1. Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo / Tanpo pasukan
Berdakwah dan berkeliling kedaerah lain tanpa membawa pasukan.

2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa Sayap
Pergi kedaerah nan jauh walaupun tanpa sebab yang nampak.

3. Mletik Tanpo Sutang/Meloncat Tanpa Kaki
Pergi kedaerah yang sulit dijangkau seperti gunung-gunung juga tanpa sebab yang kelihatan.

4. Senjoto Kalimosodo
Kemana-mana hanya membawa kebesaran Allah SWT. (Kalimosodo : Kalimat Shahadat)

5. Digdoyo Tanpo Aji
Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki bahkan dilukai fisik dan mentalnya namun mereka seakan-akan orang yang tidak mempan diterjang bermacam-macam senjata.

6. Perang Tanpo tanding
Dalam memerangi nafsunya sendiri dan mengajak orang lain supaya memerangi nafsunya. Tidak pernah berdebat, bertengkar atau tidak ada yang menandingi cara kerja dan hasil kerja daripada mereka ini.

7. Menang Tanpo Ngesorake/Merendahkan
Mereka ini walaupun dengan orang yang senang, membenci, mencibir, dan lain-lain akan tetap mengajak dan akhirnya yang diajak bisa mengikuti usaha agama dan tidak merendahkan, mengkritik dan membanding-bandingkan, mencela orang lain bahkan tetap melihat kebaikannya.

8. Mulyo Tanpo Punggowo
Dimulyakan, disambut, dihargai, diberi hadiah, diperhatikan, walaupun mereka sebelumnya bukan orang alim ulama, bukan pejabat, bukan sarjana ahli tetapi da’I yang menjadikan dakwah maksud dan tujuan.

9. Sugih Tanpo Bondo
Mereka akan merasa kaya dalam hatinya. Keinginan bisa kesampaian terutama keinginan menghidupkan sunnah Nabi, bisa terbang kesana kemari dan keliling dunia melebihi orang terkaya didunia.

─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─


Syair Pepiling Wali Songo


Ana Syi'ir iki aku arep matur
Asmane wall sanga ingkang mashur ...  
Maulana Malik Ibrahim syeh Maghribi
Iya iku Sunan Gresik aja lali
Raden Rahmat Sunan Ampel Jawa Timur
Turun sangka purl Cempa ingkang mashur ...
Mandum Ibrahim putrane Raden Rahmad
Sunan Bonang sedereke Sunan Derajad
Sunan Derajad asma Raden Syarifudin
Sunan Giri asma Raden Ainul-Yakin ..
Syeh Ja'far Shadiq ya iku Sunan* kudus
Da'wah agama kanti niat kang Lulus
Raden Syahid iku Sunan Kalijaga
Putrane bupati Tuban Wilatikta ...
Sunan Murya asma Raden Umar Said
Putra Sunan Kalijaga Raden Syahid
Sunan Gunung Jati Raden Fatahilah
Gigih berjuang ngusir penjajah ..
Kang kasebut iki mashur Wali Sanga
Perintis dakwah Islam ing tanah Jawa

─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─


Lir Ilir (jawa lirik & Syair).


Lir ilir lir ilir tanduré wis sumilir

Tak ijo royo – royo taksengguh temantèn anyar

Bocah angon bocah angon pènèkna blimbing kuwi

Lunyu – lunyu pènèkna kanggo mbasuh dodotira

Dodotira dodotira kumitir bedhahing pinggir

Dondomona jlumatana kanggo séba mengko soré

Mumpung padhang rembulané

Mumpung jembar kalangané

Ya suraka surak horé

Lagu ini konon kabarnya merupakan ciptaan sunan Kalijaga, ada juga yang berpendapat hasil karya sunan Bonang, lirik tembang atau lagu ini dulunya diciptakan untuk mediasi dan wahana dakwah Islam oléh para Walisanga, pendekatan budaya seperti ini dilakukan karena masyarakat Jawa kala itu masih kuat dengan tradisi Hindu. Maka untuk menyampaikan ajaran Islam di tengah – tengah masyarakat Jawa, maka dirasa perlu untuk mendekatinya melalui budaya salah satunya adalah melalui bahasa Jawa itu sendiri. Sebenarnya yang ingin disampaikan dalam lirik lagu tersebut adalah ;

   1. Memberitahukan bahwa adanya kabar baik, yang sumilir seperti tunas padi dipematang sawah, sebuah harapan baru.
   2. Yang terlihat begitu memikat indah, yang layak untuk disongsong selayaknya pengantin baru (datangnya wahyu ilahi) melalui nabi Muhammad.
   3. Bocah angon sebagai analogi dan perumpamaan hati para manusia itu sendiri.
   4. Selicin dan sesusah apapun hendaknya ikut memanjat (meraih) blimbing memiliki lima sisi yang menggambarkan 5 rukun Islam. Untuk membasuh dan sarana penyucian diri dari segala dosa.
   5. Karena pakaian (akhlak) manusia sudah mulai compang camping tidak karuan.
   6. Oleh karena itu hendaknya disucikan dan dibersihkan dengan Sahadat, Salat, Puasa, Zakat dan Haji, yang intinya mengajak manusia untuk ber ISLAM.
   7. Mumpung masih ada kesempatan, mumpung hayat masih dikandung badan ayo beramai – ramai menerima ajaran ISLAM.

Secara garis besar bisa ditarik kesimpulan begini :

Lirik ini mengabarkan dan mengajak kepada masyarakat Jawa tentang berita gembira telah datangnya nabi terakhir yaitu Muhammad dangan membawa ajaran tauhid ISLAM, yang siapapun berhak dan bisa mengimaninya tanpa ada perbedaan kasta, kedudukan, kekayaan, karena dalam Islam setiap manusia sama di hadapan Allah hanya ketaqwaan lah yang membedakannya, selagi manusia masih bernafas maka pintu hidayah dan pintu tobat akan selalu terbuka.


─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─

Syair Sluku Sluku Bathok (Jawa)

─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─



Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung mutho

Pak jenthit lolo lo bah,
Yen obah medeni bocah
Yen urip golekko dhuwit

[makna]
Sluku-sluku bathok, bathok (kepala) kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuannya. Kalo diforsir terus bisa aus, stress, hang, macet daya pikirnya.
Bathoke ela-elo, dengan cara berdzikir (ela-elo = Laa Ilaaha Ilallah), mengingat Allah akan mengendurkan syaraf neuron di otak.
Si Rama menyang Solo, siram (mandilah, bersuci) menyang (menuju) Solo (Sholat). Lalu bersuci dan dirikanlah sholat.
Oleh-olehe payung mutho, yang sholat akan mendapatkan perlindungan (payung) dari Allah, Tuhan kita. Kalo Allah sudah melindungi, tak ada satupun di dunia ini yang kuasa menyakiti kita. tak satupun.
Pak jenthit lolo lo bah, kematian itu datangnya tiba-tiba, tak ada yang tahu. Tak bisa dimajukan atau dimundurkan walau sesaat. Sehingga saat kita hidup, kita harus senantiasa bersiap dan waspada. Selalu mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal untuk dibawa mati.
Yen obah medeni bocah. Saat kematian datang, semua sudah terlambat. Kesempatan beramal hilang. Banyak ingin minta dihidupkan tapi Allah tidak mengijinkan. Jika mayat hidup lagi maka bentuknya menakutkan dan mudharat-nya akan lebih besar.
Yen urip golekko dhuwit. Kesempatan terbaik untuk berkarya dan beramal adalah saat ini. Saat masih hidup. Pengin kaya, pengin membantu orang lain, pengin membahagiakan orang tua: sekaranglah saatnya. Ketika uang dan harta benda masih bisa menyumbang bagi tegaknya agama Allah. Sebelum terlambat, sebelum segala pintu kesempatan tertutup.

Pujian Kereta Jawa



Ayo kabèh para manungsa,
Mumpung urip ning alam donya,
Mbok ya padha-padha èlinga,
Limang wektu ndang lakonana.

Èlingana yèn wayah panggilan,
Yèn wis budhal (o)ra kena wakilan,
Disalini nganggo kain putih,
Yèn wis budhal ora bisa mulih.

Tumpakané Kerèta Jawa,
Rodha papat rupa manungsa,
Jujugané omah guwa,
Tanpa bantal tanpa k(e)lasa.

Omahé (o)ra ana lawangé,
Turu dhéwé (o)ra ana kancané.
Nyawané wis m(e)layang,
Ragané kecemplung juglang,

Ditutupi anjang-anjang,
Diurug disawur kembang.
Tangga-tangga padha nyawang,
Padha nangis kaya wong nembang,

─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─


Pujian Sekarat Pati


Ojo siro banget-banget
Nggonmu bungah ono ndonyo
Malaikat juru pati
lirak-lirik maring siro

Nggone nglirik Malaikat
Arep njabut nyowo siro
Yen wes teko titi mongso
Kudu budal ra keno semoyo

Larane sekarat pati
Sewu loro dadi siji
Mergo urip podo lali
Maring tuntunan Agami
Ninggal Sholat ninggal ngaji
Mong ma`siat seng dilakuni
Mulo urip seng ati-ati
Tembe mburi ben ora rugi

Sopo wonge gelem iman,
Taat miring dawuh Pengeran
Uripe tukun semahyang
Ora lali nderes Al-Qur`an

Rino wengi seneng wiridan
Amal sunnah dadi pakulan
Lamun mati sekarate –gampang.
Ora kroso babar pisan.

─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─


Alas Ketonggo (part 2).





Mengapa alas ketonggo menjadi sinandi pencerahan rohani dan jasmani beserta kejayaan umat manusia, di dalam pengetahuan luhur budaya Jawa?

1.Alas walaupun disebut hutan yang oleh
beragam makhluk hidup seperti
pepohonan, hehewanan serta
makhluk halus yang berasal dari
arwah-arwah para leluhur masa
silam, sebagai ekspresi fenomena
hawa dan nafsu kita semua, yang
liar dan terkendali.

2.Sinandi alas ketonggo sebagai sinandi
kehidupan jagat cilik (hawa dan
nafsu-kita) dan jagat gedhe (alam
semesta).

3.Alas ketonggo dalam pengertian jagat
cilik adalah fenomena kehidupan
kita, yang pada dasarnya sulit
dikendalikan tetapi harus mampu
kita kendalikan. Sedangkan alas
ketonggo dalam arti makro atau
dalam pengertian nyata, seperti
Kraton beserta Raja-nya sebagai
sentral budaya, tempat-tempat yang
dimitoskan atau disakralkan dalam
kegiatan peziarahan. Arti pesan yang
mendalam bahwa kita tidak boleh
meninggalkan budaya dan sejarah
masa lalu.

4.Alas Ketonggo tempat arwah-arwah
para leluhur yang telah
meninggalkan dunia puluhan hingga
ratusan tahun, namun belum
berpulang dihadirat Tuhan, dan
masih menyimpan rapi di dalam
tubuh halus maniknya.



5.Banyak pengetahuan masa silam yang
sebagai simbol jati diri dan identitas
bangsa-mu di Alas Ketonggo. Oleh
itu, kehidupan para arwah leluhur
masih aristokrat, sesuai peradaban
budayanya lalu.


6.Peradaban budaya beserta nilai-nilai
luhur masa silamnya menyimpan
potensi kekuatan identitas dan jati
diri bangsa-mu. Apabila bangsa-mu
ingin jaya dan menjadi terang dunia
harus berpijak pada budaya atau jati
diri dan identitasmu.


7.Jangan melupakan sejarah atau budaya
leluhur-mu, jika melupakan sejarah
dan budaya-mu dari situlah
kelemahan bangsa-mu.


8.Pahamilah sandi Alas Ketonggo, sebab
dialah yang menyimpan sejarah,
rahasia dan kenangan masa lalu
yang membantu dirimu untuk
menemukan jati diri dan
identitasmu.


9.Bukankah bangsamu mengalami krisis
keyakinan dan kepercayaan akan jati
diri dan identitasmu. Artinya
bangsamu telah asing mengenali
potensi dirinya.


10.Bahkan bangsamu tidak mengetahui
dan menyadari kekrisisannya. Itulah
bencana akibat meninggalkan pilar
dan pondasi budayanya.


11.Negara dan bangsa manapun akan
mengalami kejayaan jika telah
menemukan jati diri dan
identitasnya (budayanya) dan itu
tersimpan dalam sandi Alas
Ketonggo.


12.Walaupun sandi Alas Ketonggo disebut
dan dikatakan mitos bagi
pemahaman modern, tetap mereka
jaya sebagai pusat pemikiran
dikarenakan berangkat dari mitos
atau yang disebut angan-angan,
harapan, cita-cita, impian, dll.


13.Bangsa manapun tidak akan maju dan
jaya jika meninggalkan angan-
angan, harapan, cita-cita, keinginan,
kehendak, harapan, impian yang
kesemuanya adalah simbolmitos.


14.Lihatlah bangsa-bangsa yang telah
jaya, mereka mengawali
kejayaannya dengan kesadaran
kolektif mitosnya di dalam jiwa
pikiran, perasaan, budi dan perilaku
indera jasmaninya atau cipta, rasa
dan karsanya.


15.Alas Ketonggo sandi untuk menggali
jati diri dan identitasnya sebagai
awal mengumpulkan kekuatan
untuk terbebaskan dari
kesengsaraan, derita,
ketidaktentraman dan
ketidakdamaian, ketidakmakmuran,
kemiskinan dan belenggu bangsa-
mu.


16.Bangsa yang telah jaya menggali
budaya asalnya sendiri melalui
prosesi sinandi alas ketonggo
dengan menghormati perjuangan
leluhurnya.


17.Bagaimana bangsamu atau dirimu
akan mendapatkan pencerahan dan
kemerdekaan hidup bagi bangsamu,
jika dirimu saling berjuang demi
kepentingan dan kekuasaan
kelompok-mu.


18.Salah satu nasehat sinandi Alas
Ketonggo,“Janganlah energi jiwa
hawa dan nafsumu saling
bertubrukan menyalakan api
kesengsaraan yang menambah
dirimu atau bangsamu saling
terbelenggu dan membelenggu”.


19.Jika energi jiwa hawa dan nafsumu
saling bertubrukan atau bertabrakan
maka dirimu akan saling memiliki
kebingungan, saling memiliki
kekhawatiran, saling memiliki
ketakutan, sekalipun hal itu
terungkap atau tidak terungkap.


20.Masuklah ke alam alas ketonggo,
disitulah banyak pengetahuan yang
mengisi kekurangan dan
kelemahanmu, agar dirimu tidak
mudah bingung, takut, khawatir,
menderita dan sengsara, dll.


21.Jika dirimu mampu membuka sinandi
Alas Ketonggo, ambillah potensi
lebihnya dan jadikan kelemahannya
menjadi hikmah, agar dirimu
trampil menghimpun kekuatan dan
mengerti keinginan dan kehendak
energi hawa dan nafsu untuk
menyelamatkan generasi muda
bangsa-mu.


22.Jika telah mampu membuka sinandi
Alas Ketonggo, para leluhurmu akan
berinteraksi denganmu dan
memberikan pengetahuan yang
memubuat bangsa-mu jaya dan
maju.


23.Memasuki alas ketonggo diperlukan
seni ketrampilan melepaskan
belenggu tubuh jasmani, jika tidak
memiliki hanya akan dapat
kesunyian dan aktivitas kesendirian
tanpa arti dan makna seperti
melamun atau menghayal.


24.Alangkah lebih lengkapnya jika dirimu
yang memiliki kecerdasan akal
jasmani, kemudian memiliki
kecerdasan rohani di dalam pikiran,
perasaan dan budimu, maka
pengetahuan dan ketrampilanmu
akan disebut seimbang.


25.Sungguh keseimbangan diperlukan
jika memasuki alas ketonggo, agar
akal jasmani dipersiapkan agar tidak
mengalami gejolak keterbatasan
dengan kehidupan rohani.

─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─

Alas Ketonggo (part 1).




Budaya Jawa menyimpan dan menyelinapkan tabir-tabir misteri sebagai inspirasi spirit dan mental yang berwujud sanepan dengan makna yang tersirat, bukan tersurat bagi generasi-nya, agar tidak lengkang oleh perkembangan zaman. Alas Ketonggo sebagai satu contoh yang tempatnya menyimpan legenda dan mitos di
dalam angan-angan dan impian di dalam pikiran, perasaan dan budi. Ada banyak masyarakat yang hanyut  pengertian dan pengetahuannya untuk meyakini dan mempercayai Alas Ketonggo dengan makna tersurat atau lahiriah. Hingga tidak tanggung-tanggung secara mentah menjadikan Alas Ketonggo sebagai ajang pencarian inspirasi demi perkembangan mental dan spiritnya. Dimanakah letak yang hakiki untuk menyikapi Alas Ketonggo, secara tersurat atau tersirat? Guratan tinta inilah yang akan mengupas tuntas apa yang seharusnya kita mengerti dan pahami agar diri kita tidak tersesat di dalam pengetahuan dan pengertian. Alas Ketonggo secara lokasi atau obyek bertempat di Alas Purwo. Selain itu di Kalasan Yogyakarta disebut Bathok Bolu Isi Madu, di Wonosari, di Ngawi dengan sebutan Alas Ketonggo Kapetak, di Blora di dekat masyarakat Samin juga menyebut Alas Ketonggo, juga di Temanggung tempat Angling Darmo, dll. Kesemuanya tempat itu diyakini masyarakat setempat sebagai pusat kraton gaib yang terus dibangun dan tak kunjung selesai. Inilah guratan tinta untuk menjelaskan pengertian dan pengetahuan yang sebenarnya, agar
berfungsi peran di dalam pengetahuan kita bersama.

1.Alas Ketonggo, “alas” berarti hutan,
dasar pokok atau keramaian.
Ketonggo berasal dari kata
“katon” (terlihat) dan
“onggo” (makhluk halus) atau
makhluk halus atau kehidupan yang
halus yang katon atau kelihatan.

2.Siapapun yang meyakini kekuasaan
Tuhan harus meyakini adanya alam
rohani, tempat kehidupan makhluk-
makhluk rohani atau gaib.

3.Ada kehidupan setelah terjadi kematian,
yaitu alam kehidupan gaib atau alam
rohani bagi para arwah yang telah
meninggalkan dunia atau alam
kehidupan jasmani.

4.Siapapun yang hendak menuju
kehadirat Tuhan-nya esok sebagai
tujuan atau perjalanan akhir harus
memahami alam kehidupan rohani.
Jelasnya, siapapun untuk tertuju
kehadirat-Nya harus melewati tujuh
lapisan alam kehidupan rohani atau
harus melewati perjalanan langit ke
tujuh.

5.Selagi dirimu hanya terbelenggu oleh
pengetahuan akal alam jasmani
dengan mengandalkan perangkat
tubuh jasmani dan inderanya,
dirimu tidak akan pernah mampu
mengerti dan memahami dimensi
kehidupan alam gaib itu.

6.Mengetahui alam kehidupan jasmani
sebagai pijakan dasar yang tidak
boleh ditinggalkan selagi menjadi
manusia. Namun tujuh alam
kehidupan rohani juga harus kau
alami dan ketahui.

7.Untuk mengetahui kehidupan alam
rohani, dirimu harus memahami
sinandi Alas Ketonggo, yang
sesungguhnya kehidupan buwana
alit-mu.

8.Bukankah dirimu sering mengalami
kekosongan, keheningan dan
kesepian seperti di tengah hutan
lebat yang jauh dari aktivitas
manusia. Tentu di dalam kesepian,
kekosongan dan keheningan akan
menjumpai keramaian yang
melebihi aktivitas alam jasmani yang
senyatanya. Itulah pengertian dasar
Alas Ketonggo.

9.Kosong adalah isi, isi adalah kosong.
Maya itu katon dan katon itu maya.
Itulah pokok-pokok pengertian
rohani Alas Ketonggo yang
sesungguhnya menyimpan rahasia
atau tabir pengetahuan dan
pengertian untuk cerdas dan
tangkas menyikapi kehidupan
bersama.

10.Memahami sifat dan peran fenomena
energi hawa dan nafsu di dalam
kehidupanmu akan mengungkap
segala pencarian aktivitas keramaian
akan mendapatkan kesepian dan
mencari keheningan dan kesepian
akan mendapatkan keramaian.
Hanya orang yang beralaskan
kesadaran saja yang mampu
mengungkap rahasia itu.

11.Alas Ketonggo adalah ekspresi
kehidupan jiwamu yang terdapat
fenomena energi hawa dan nafsu
yang harus kau kendalikan dan kau
atur demi kebaikan hidupmu dan
sesamamu.

12.Fenomena energi hawa dan nafsu di
dalam jiwamu ada pada pikiran,
perasaan dan budimu yang syarat
dengan adanya kegiatan maya dan
samar seperti angan-angan,
harapan, khayalan, imajinasi dan
impian. Bukankah fenomena energi
itu seperti aktivitas makhluk halus di
alam maya atau alam rohani yang
sulit ditentukan oleh siapapun yang
tidak mengetahui dan
memahaminya.

13.Siapapun yang mampu menyatakan
segala perwujudan yang maya dan
samar maka disebut mengalami alas
ketonggo.

14.Melihat atau menyaksikan, mengalami
hingga terampil bertahan hidup di
alas ketonggo (jiwa) adalah yang
seharusnya kau alami dalam
kehidupanmu saat ini, agar dirimu
membuahkan cipta, rasa dan karsa
karya nyata untuk membangun
hidup dunia bagi sesamamu

15.Siapapun yang telah lulus dari alas
ketonggo akan menjadi pemimpin
bagi umat manusia dan segenap
makhluk hidup beserta alam
semesta ciptaan-Nya.

16.Jangan sampai hidupmu dikuasai oleh
jagat onggo-onggo atau jagatnya
para dedemit atau makhluk halus
yang serba menebar kebingungan,
kekhawatiran, ketakutan, mudah
heran (gumunan) tetapi kita yang
harus menguasainya. Oleh sebab
itu, kuasailah Alas Ketonggo
(jiwamu).

17.Menguasai Alas Ketonggo akan
memahami pengertian Sastra Jendra
Hayuningrat Pangruwataning Diyu,
agar dirimu tidak dikuasai oleh
mereka yang menguasai segala hal
yang samar atau yang tidak jelas,
seperti kekhawatiran, kebingungan,
ketakutan, dll.

18.Pada dasarnya ketakutan,
kekhawatiran, kebingungan dan
ketakutan hanyalah bagi siapapun
yang belum genap pengertian dan
pengetahuannya.

19.Selama dirimu mengalami ketakutan,
kekhawatiran dan kebingungan,
berarti dirimu masih dikuasai dan
dibelenggu oleh setan atau iblis
beserta walinya, yang berkarya
menguasai dan membelenggu
hidupmu.

20.Alas Ketonggo adalah sinandi bagimu
yang harus kau ketahui rahasianya,
agar dirimu genap disebut manusia
yang hidup karena titah Tuhan,
bukan hidup karena asal atau waton
hidup.

21.Siapapun yang belum memahami apa
yang tersirat dalam Alas Ketonggo
akan tersesat, karena sebuah dasar
pengetahuan pokok dalam
melakukan perjalanan hidup yang
sekaligus sebagai perjalanan rohani.

22.Sejarah serta jati diri dan identitas
bangsamu tersimpan memorinya di
dalam alas ketonggo. Dirimu akan
mengungkapnya dengan melihat
aktivitas leluhurmu di alam rohani
alas ketonggo.

23.Memasuki alas ketonggo akan
membuat dirimu cerdas,
berpengetahuan dan berpengertian
luas untuk menyelesaikan segala
permasalahan yang ada.

24.Bahkan segala pengetahuan yang telah
punah dan sirna oleh zaman masih
tersimpan rapi di alas ketonggo,
tentu mendapatkannya dengan
berinteraksi di dalam
pengetahuannya.

25.Siapapun yang berhasil mengupas
Alas Ketonggo akan menjadi sosok
pemimpin, sebab dengan
pengetahuan dan pengertiannya
akan membuahkan terang bagi
yang mengalami kegelapan
pengetahuannya dan menjadi
pembebas penderitaan.


26.Bangsa yang jaya tetap terus berjuang
menemukan dan mempertahankan
jati diri dan identitasnya, dengan
berjuang mencapai pencerahan atau
kemerdekaan menuju kedamaian,
ketentraman dan kemakmuran
baginya.


27.Bukankah kesengsaraan dan derita
adalah simbol daripada neraka dan
simbol kebahagiaan, kemerdekaan,
kebebasan, pencerahan,
kemakmuran, kedamaian dan
ketentraman adalah simbol surga


28.Satria piningit akan muncul dari alas
ketonggo, dengan tanda munculnya
bathok bolu isi madu adalah sinandi
bagi perjalanan rohani.


29.Bathok Bolu Isi Madu adalah makna
tersirat dalam Sastra Jendra
Hayuningrat Pangruwataning Diyu
yang diawali dengan pembukaan
delapan lubang atau pintu gerbang
energi kehidupan agar terbuka pintu
yang kesembilan.


30.Hanya Satria piningitlah dalam
pengertian tersirat yang mampu
membuka kedelapan pintu gerbang
atau yang disebut Bathok Bolu Isi
Madu.


31.Olehnya, ke delapan pintu gerbang
terbuka di dalam bathok bolu isi
madu oleh satria piningit, kemudian
satria piningit mampu membuka
pintu gerbang kedelapan, maka
satria piningit menjadi Ratu Adil.


32.Munculnya bathok bolu isi madu
sebagai tanda keberhasilan satria
piningit, jika berhasil membuka
pintu gerbang kebebasan dan
pencerahan hidup.


33.Pintu gerbang kesembilan jika terbuka
maka satria piningit akan
melepaskan ikatan duniawi lapis
tujuh, hingga disebut sebagai Ratu
Adil atau Hingkang Sinuwun atau
Ingsun.……


34.Satria piningit itu adalah dirimu atau
pribadi sejatimu atau roh sejatimu
yang menguasai hidupmu, yang
disebut Ingsun.


─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─

Jumat, 18 April 2014

Jayanti Ayu Wulan

─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─

Dear Jayanti Aw,

Seandainya hatimu adalah sebuah system ... Ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilities mu ...Kan ku pakai PHP injection dan aku ls -la; find / -perm 777 - type d ... Sehingga aku tau kalau di hatimu ada folder yang bisa ku tulisi "Arief mst hanya punya Jay"...Atau... adakah free space buat Adik Elvito.. hehehe...

Apa aku harus pasang backdoor "Remote Connect-Back Shell" ...Jadi aku tinggal nunggu koneksi dari kamu saja.

Seandainya hatimu adalah sebuah system ... Saat semua request-ku diterima aku akan nongkrong terus di facebook...Untuk mengetahui status terbarumu ... Dan juga aku akan patch n patch terus, aku akan jaga service mu jangan sampai crash ...Aku akan menjadi firewallmu, aku akan pasang portsentry ... Dan menyeting error page mu "The page cannot be found Coz Has Been Owned by Arief Mst So Someone get out!" ... hahaha....

Aku janji gak bakalan ada malicious program atau service yang hidden ... Karena aku sangat sayang dan mencintaimu.

Seandainya hatimu adalah sebuah system ...Jangan ada kata "You dont
have permission to access it" untuk aku ... Kalau ga mau di ping flood Atau DDos Attack ... karena itu tidak akan baik buat system mu.

Jangan ah ... Kamu harus menjadi sang bidadari penyelamatku ...

Seandainya hatimu adalah sebuah system .... ?

Tapi... sayang, hatimu bukanlah sebuah system ...

Kamu adalah Pendamping hidupku, bidadariku,. yang telah mengacaukan systemku !.

Kamu adalah Mama yang akan membesarkan, merawat, mendidik dan menjaga anak-anak dan keluarga ku.

Love you all..

Sabtu, 12 April 2014

JOYOBOYO

JONGKO JOYOBOYO..........Ramalan Joyoboyo



─╬─ Ҳҳ--GANKSHTE22--Ҳҳ ─╬─

1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
2. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
4. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
5. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
6. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
7. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
8. Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
9. Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
12. Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
13. keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
14. Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
15. Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
16. Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
17. Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
19. Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
20. Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
21. Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
22. Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
23. Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
24. Nantang bapa--- Menantang ayah.
25. Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
26. Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
27. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
28. Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
29. Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
31. Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
32. Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
34. Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
35. Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
36. Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
38. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
39. Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
40. Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
41. Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
42. Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
43. Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
44. Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
45. Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
46. Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
48. Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
49. Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
50. Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
51. Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
52. Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
53. Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
54. Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
55. Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
56. Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
57. Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
58. Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
59. Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
60. Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
61. Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
62. Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
63. Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
65. Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
66. Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
67. Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
68. Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
70. Akeh laknat--- Banyak kutukan
71. Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
72. Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
73. Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
74. Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
75. Guru disatru---Guru dimusuhi.
76. Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
77. Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
78. Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
79. Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
80. Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.